Tulungagung.OposisiNews.Co.Id – Terbukti beras jenis 42 kualitasnya baik dengan ciri khas aromanya segar dan ukurannya lebih kecil namun rasa nasinya sangat menggoda ( pulen ).
Produksi Beras 42 mulai merambah pasar dan mudah didapatkan dalam kemasan 3 kg berlabel ' Toko Tani Indonesia ' . Dengan harga yang terjangkau cukup murah Rp 1.100/kg nya diharapkan bisa menyasar kalangan bawah ke atas untuk bisa mengkonsumsi beras sehat , enak dan murah.
Ditilik dari sisi Kesehatan beras kwalitas 42 yang diproduksi KTNA Tulungagung menerapkan pemupukan semi organik.
“Saat musim tanam akhir istilahnya musim gadu, hasilnya masih cukup memuaskan sekitar 80 - 85 persen , walaupun ada serangan hama wereng,” kata Marsum anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulyo, Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur itu.
Dia juga mengatakan, beras hasil produksi Gapoktan Tani Mulyo sudah saatnya bersaing dengan produksi beras-beras daerah lain.
“Nasinya pulen, jadi dengan nasi hangat lauknya cukup kering tempe sudah sangat enak,” katanya.
Apa rahasia beras produksi Gapoktan Tani Mulyo hasilnya baik dan masuk katagori beras sehat.?
Menurut Marsum, itu semua belajar dari pengalaman, salah satunya adalah kita harus melakukan pengamatan dan pemantaun seksama terhadap tanaman padi.
“Setiap hari, antara pukul 08.00 – 10.00 secara rutin melakukan pengamatan mulai dari kondisi lahan , pengairan,bibit , padi dan ketersedian pupuk organik - non organik mulai dari nol sampai masa panen, selain mengantisipasi serangan hama tanaman ,” kata Marsum.
Saat dikonfirmasi awak media di stan Gerakan Pangan Murah pada Pameran Hasil Pertanian yang diselenggaarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tulungagung, Jumat (11/7/2023).
Bagaimana keterlibatan petani milenial? Dengan lugas Marsum menjelaskan, selama ini peran serta petani milenial cukup membanggakan, mereka sudah tertarik untuk menekuni pertanian sebagai pekerjaannya.
“Ya saat ini petani milenial sudah cukup banyak di Tulungagung , mereka terjun bukan hanya pada pertanian tanaman pangan namun justru lebih banyak menekuni pertanian hortikutura, karena hasilnya lumayan besar,” kata Marsum yang juga menjabat Ketua II KTNA Kabupaten Tulungagung itu. ( Kry )
0 comments:
Posting Komentar