Blitar.OposisiNews.Co.Id -Minum kopi bareng atau ngopi bareng bisa menjadi ajang diskusi untuk melahirkan banyak ide, gagasan,kesepakatan dan solusi. Ngopi bareng bahkan menjadi budaya seperti yang dilakukan oleh kepala Desa Wonodadi kecamatan Wonodadi,Kab.Blitar Ir Mahmudi untuk berdialog langsung dengan warganya. Jum'at (21/7/2023).
Acara ngopi bareng yang melibatkan warga dan pokmas malam itu mengangkat tema evaluasi program PTSL Desa Wonodadi.
Dari beberapa warga yang telah ikut program PTSL sempat menanyakan kapan realisasi sertifikat dan langsung dijawab oleh pokmas bahwa tahapan PTSL sudah hampir selesai tinggal revisi bila ada tambahan.
Fatur rohman ketua pokmas dalam keterangannya "Sebagai warga, kami melihat permasalahan yang terjadi dilapangan yaitu adanya regulasi yang dibuat oleh 3 menteri yang menentukan biaya paket itu sebesar Rp 150 ribu. Karena ini sudah sangat tidak layak, menurutnya dengan adanya SKB 3 menteri ini, maka apabila muncul tambahan biaya dalam pelaksanaannya akan berpotensi melanggar hukum. Meskipun tambahan itu diputuskan melalui musyawarah Desa.
Karena itulah, perlu adanya revisi ataupun pembuatan aturan baru. Mengingat nilai Rp 150 ribu itu sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Tegas Rohman. Dan sampai malam ini pun masih banyak warga pemohon PTSL yang belum melunasi biaya PTSL di desa Wonodadi yang disambut tawa warga masyarakat.
Lebih lanjut dijelaskan, program PTSL sendiri bukan tugas pokok yang harus dilaksanakan pemerintah desa. Namun menjadi tugas tambahan yang merupakan instruksi dari pemerintah pusat, pemerintah Desa hanya bersifat membantu program itu, jadi kalaupun toh ada permasalahan atau kurang jelas warga dihimbau untuk datang langsung ke kantor desa atau menemui Pokmas, " Pungkasnya.Ngopi bareng yang berlangsung kurang lebih 2 itu menjadi ajang komunikasi yang produktif,, hingga akhir acara pun masyarakat masih gayeng ngobrol, bahkan beberapa Ketua RT siap ketempatan untuk acara ngopi bareng berikutnya. ( Gus.advetorial )
0 comments:
Posting Komentar