Ngawi,OposisiNews.Co.Id - Pelaksanaan proyek Rekontruksi jalan Pitu - Ngancar kembali mendapat cibiran masyarakat terdampak akibat minimnya komunikasi ( miskomunikasi ) antara rekanan dan pemangku wilayah lokasi kegiatan .
Aroma arogansi rekanan itu sangat bisa dirasakan , mulai dari perintah penebangan pohon asam dipinggir jalan yang dialamatkan pada pemerintah desa setempat yang jelas bukan otoritas yang memiliki kewenangan menebang pohon disepanjang jalan kabupaten dan diduga sengaja menutup komunikasi dengan awak media / LSM di Kabupaten Ngawi .
" Kalau saya disuruh menebang pohon asam atau membuat permohonan tebang pada DPUPR saya tidak mau , karena tiap musim berbuah warga sekitar banyak yang menggantungkan rejeki dari buah asam itu ", terang Yon perangkat desa kalang.
" Saya selaku perangkat dan penanggung jawab Hipa sangat kecewa dengan cara kerja rekanan jalan , karena pengalian yang tanpa adanya kordinasi pada pengurus Hipa mengakibatkan saluran air bersih warga putus dan itu dibiarkan hampir 1 Minggu dampaknya pengurus Hipa kena protes warga yang terdampak ", imbuhnya.
Sementara dari aturan Kementrian Pekerjaan umum telah dijelaskan Sebelum melakukan penggalian, hubungi bagian utility atau para pemilik instalasi bawah tanah, seperti saluran listrik bawah tanah, saluran telepon, pipa gas, pipa air untuk menentukan lokasi yang tepat dan aman untuk digali.
Disisi umum , pekerjaan rekontruksi jalan Ngancar - Pitu mengabaikan keselamatan lalu lintas bagi penguna jalan karena minimnya lampu penerang / tanda himbauan / bahaya dilokasi bekas galian khusunya di malam hari .
Rohmat selaku PPK kegiatan melalui telepon selulernya memberikan klarifikasi , Kita selalu mengingatkan pentingnya K3, pasang rambu-rambu agar pengguna jalan lebih berhati-hati karena proyek sedang berlangsung.
Tentu peran Pengawas sangat dibutuhkan yang merupakan kepanjangan tangan Dinas di lapangan, agar hasil pekerjaan nanti tetap sesuai dengan mutu yang diharapkan. ( Red** )
0 comments:
Posting Komentar