Ngawi,OposisiNews.Co.Id - Saat masuk kota Ngawi dari arah Timur ke Barat , yang pertamakali mata kita akan tertuju pada Taman dungus yang akrab disebut Taman Kebo karena keberadaan Patung Kerbau yang cukup besar ditengah taman itu .
Mengingat binatang besar yang akrab dengan petani yang dulu dianggap sebagai penyumbang tenaga ' sahabat petani 'untuk mengolah sawah yang keberadaannya tergeser oleh mesin , saat itulah kita akan diingatkan pada desa Banyubiru dengan ikonnya sebagai ' Kampung Kerbau '.
Banyubiru adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Banyubiru merupakan daerah berpengaruh di kecamatan widodaren yang perkembangannya pesat terbukti pembangunan infrastruktur desa merangkak setara perkotaan / kabupaten , bahkan tidak dipungkiri dari era ke era desa Banyubiru mampu mengkaderisasi tokoh - tokoh muda mumpuni baik dibidang ke ilmuan , wirausaha dan politik .
Desa Banyubiru terdiri dari beberapa dusun, yakni: 1. Dusun Banyubiru 2. Dusun Jenak 3. Dusun Sukorjo 4. Dukuh Babatan 5. Dukuh Tempurjo 6. Dusun Bulak Pepe 7. Dukuh Gadon 8. Dukuh Kuncen , terdiri dari 4 RW dan 36 Rt.
Dalam meningkatkan keberhasilan semua sektor di tingkat desa dikabupaten Ngawi , pemdes Banyubiru komitmen , Pemanfaatan dan realisasi pengunaan alokasi dana desa termaksimalkan , memelihara dan menjaga potensi lokal sebagai kampung kebo serta menciptakan alternatif meningkatkan kemandirian ekonomi desa dengan memanfaatkan potensi kearifan lokal yang ditompang anggaran sosial kemasyarakatan dari sumber anggaran desa , tentunya hal ini diharapkan bisa menjadi modal penting dalam mempercepat pembangunan desa Banyubiru.
" Selain pembangunan infrastruktur , SDM perangkat dan pemuda , Ekonomi melalui BUMDes , Sosial kemasyarakatan melalui program RTLH , Pemdes Banyu biru bersama tokoh Agama , masyarakat dan pemuda senantiasa bersinergi melestarikan / mempertahankan budaya daerah seperti tradisi Gumbrekan Mahesa yang sekarang menjadi ikon desa sebagai ' Kampung Kerbau ' dan sampai sekarang tradisi itu menjadi momen istimewa tiap tahun yang penyelenggaraannya dinanti oleh wisatawan lokal dan non lokal ", ujar Kundari Kades Banyubiru.
Dijulukinya desa banyu biru sebagai kampung kerbau tidak lepas dari banyaknya populasi ternak kerbau berkisar 500 ekor yang dipelihara oleh kurang lebih 72 KK yang mayoritas warga dusun Bulak Pepe.
Disinggung terkaid realisasi pemanfaatan alokasi dana desa untuk pembangunan fisik dan non fisik desa banyu biru tahun 2023 , Kundari kepala desa Banyubiru memaparkan .
" Mendasar hasil musyawarah desa yang tertuang dalam APBDes Banyu biru 2023 , sudah jelas pemanfaatan anggaran desa yang melalui sumber anggaran hibah BK dan ADD semua sudah terpampang di beberapa bener transparasi ( infografis ) disejumlah titik strategis desa yang bisa dipantau semua warga ", ungkapnya.
Masih menurut Kades , Keterbukaan / transparasi program prioritas desa dan sumber anggarannya menjadi harga mati berhasil tidaknya desa memanfaatkan sumber anggaran itu.
" Untuk tahun ini ( 2023 .red ) pencairan anggaran desa dari ADD pada pencairan tahap pertama dititik beratkan pada program sosial ( BLT-DD) dan realisasi sebagian prioritas pembangunan fisik ," terangnya.
Sementara itu Kundari juga menunjukkan rencana kegiatan dan sumber anggaran desa banyu biru tahun 2023 pada awak media OposisiNews , meliputi :
- 12 Kegiatan Fisik berupa pavingisasi , TPT, Rehap Jembatan , normalisai jalan , sarana desa wisata yang dibiayai Dana Desa ( DD ) , 3 Kegiatan Fisik pavingisasi dan TPT yang dibiayai dana Hibah Bantuan Keuangan ( BK ) dan BLT DD untuk 46 KPM. ( Red.adv )
0 comments:
Posting Komentar