Email : oposisi2015@gmail.com... Pusat : Jl. Hayam Wuruk, No 79, Kota Kediri...Sekretariat : Jl. Trunojoyo, Gg. Mayang, No 1/20, Ngawi, Jawa Timur
Home » » Kontes Bonsai Menjanjikan Nilai Ekonomi Tanaman Bonsai Tinggi

Kontes Bonsai Menjanjikan Nilai Ekonomi Tanaman Bonsai Tinggi

Written By BBG Publizer on Kamis, 15 September 2022 | 00.19

OPINI

Oleh.Bambang PW Pimpred.OposisiNews

Ngawi , OposisiNews.Co.Id - Disaat Pandemi Covid 19 melanda dunia ( global ) dan pemerintah menerapkan pembatasan kegiatan sosial masyarakat , Belakangan seni pohon miniatur atau yang lebih akrab disebut bonsai menjadi pilihan / trending dalam mengisi kekosongan sebagai hobby dan tidak sedikit kelompok masyarakat / individu menjadikan mata pencaharian para korban PHK dampak Pandemi . 

Seni bonsai yang semula hanya dinikmati kalangan elit dan pecinta saja, kini digandrungi masyarakat tanpa memandang strata sosial dan gender. Bahkan dalam perjalanan bonsai Indonesia tidak lagi berkutat pada seni tanaman namun lebih cenderung menyasar pada Peningkatan Ekonomi Kreatif yang biasanya dipelopori oleh pelaku / pengelola obyek wisata , Paguyupan Bonsai , Even Organiser ( EO ) dan Broker .

Pada tahun 1914, diadakan pameran bonsai di Jepang untuk kali pertama. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan perhatian masyarakat terhadap seni bonsai dan langkah melahirkan maestro bonsai yang sampai sekarang Jepang menjadi salah satu negara sebagai kiblat bonsai dunia.

Sejak tahun 1934 hingga sekarang, digelar pameran tahunan di Museum Seni Metropolitan yang mengutamakan hasil karya bonsai-bonsai yang menarik dari tangan seni maestro bonsai dunia seperti Kunio Kobayashi Dari sini lah bonsai merambah ke penjuru dunia, termasuk Indonesia dengan maestro bonsai dengan hasil seni dan literasi bonsainya yang telah diakui dunia yaitu Robert Steven .

Sementara kontes bonsai di Indonesia pertama kali diselenggarakan pada tahun 1979 di Ancol setelah dibentuknya  Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia PPBI pada tanggal 31 Agustus 1979 yang diketuai oleh Soegito Sigit dengan anggota pertama tujuh orang.

Namun seiring dengan terus berkembangnya seni bonsai di Indonesia, komunitas penggemar bonsai di Indonesia banyak bermunculan komunitas-komunitas bonsai selain PPBI , Seperti Asosiasi Klub Seni Bonsai Indonesia AKSISAIN, KOSBI dan lain-lain yang tentunya mengusung gendre ( aliran ) bonsai yang tidak sama , karena seni bonsai sendiri seni hidup yang semestinya terus bergerak tidak monoton terus mengikuti jaman bahkan di negara barometer bonsai seperti Jepang dan Cina membuka ruang terciptanya Bonsai moderen.   

Setelah terbentuknya PPBI, salah satu kegiatannya adalah melakukan kegiatan - kegiatan dalam bentuk pameran dan rekrutmen juri pameran / kontes bonsai yang terserifikasi, sehingga berkat adanya pameran maka apresiasi terhadap seni bonsai semakin meningkat selain meningkatkan nilai ekonomi dari bonsai yang menyandang predikat juara ' Best Contes '. 

Namun sangat disayangkan adanya iming-iming nilai ekonomi yang tinggi tidak sedikit para pemegang kendali ( juri ) bonsai yang berlisensi tersertifikasi tidak mampu membaca fenomena pergeseran dan perkembangan bonsai mederen dan tidak sedikit para juri bonsai yang berpola pikir monoton , justru lebih terorentasi mengedepankan aroma komersial yang diduga dilakukan oknum juri untuk melacur atas dasar tawaran , iming-iming rupiah dari Broker dan Kepentingan pemilik modal ( sponsor ) untuk melakukan kecurangan-kecurangan tanpa memikirkan efek domino pada perkembangan bonsai Indonesia dan membunuh talenta generasi pembonsai muda. **Red

Share this article :

0 comments:

OPOSISI NEWS VERSI CETAK

Icon

CHANAL YOUTUBE

OPOSISI RECENT POST

    Oposisi Arsip