KEDIRI,OposisiNews.co.id - Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri terus melakukan sosialisasi, pengembangan dan penerapan terhadap Kurikulum Merdeka Belajar diseluruh tingkat pendidikan dasar (Dikdas) baik tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun tingkat Sekolah Dasar (SD). Hal ini terbukti terus diadakannya Bimtek bagi para guru, di Aula Dinas Pendidikan Jl. Airlangga, Paron, Ngasem, pada hari Selasa, (07/09/22)
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Drs. Sujud Winarko, M.M menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah fokus pada sosialisasi, pengembangan dan penerapan dari Kurikulum Merdeka Belajar.
Dalam kesempatan ini ketika ditemui media oposisinews diruanganya, Sujud mengatakan bahwa, “Konsep utama dari Kurikulum Merdeka Belajar ini, seorang guru dalam melaksanakan tugasnya saat pembelajaran, dia juga harus lebih mengenal dan juga bisa mengembangkan bakat, minat serta kemampuan dari setiap anak didiknya, ” terangnya.
Perlu diketahui, sebelumnya kita bangsa Indonesia baru saja memperingati Hari Pendidikan Nasional pada tanggal, 02 Mei 2022. Dipilihnya tanggal, 02 Mei ini sebagai Hari Pendidikan Nasional adalah untuk mengenang jasa besar Bapak Pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara yang lahir pada tanggal tersebut.
Mengutip pengertian dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bahwa kurikulum merdeka belajar ini adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat siswa. Para pelajar/siswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya.
Margono, M.Pd seorang pemerhati bidang budaya, ia menyampaikan bahwa logo Pendidikan, Tutwuri Handayani juga konsep filosofis dari Pembelajaran Sistem Among, Tutwuri Handayani, Ing Madyo Mangun Karso dan Ing Ngarso Sung Tulodho ini juga merupakan teori dari Bapak Pendidikan Kita Ki Hadjar Dewantara.
Dalam kesempatan ini Margono, M.Pd mengatakan bahwa, “Dalam Sistem Pembelajaran Among, ini seorang guru harus bisa menjadi Pamomong (Ngemong/mendidik) dan anak didiknya sebagai momonganya. Dengan konsep dasar seperti ini, seorang guru dituntut bisa lebih dekat secara psikologis dengan anak didiknya, ketika dalam pembelajaran. Hal ini dengan harapan, seorang guru bisa lebih mengenal bakat, minat dan kemampuan dari anak didiknya, untuk mencapai pembelajaran yang sesuai dengan teori dan konsep dari Kurikulum Merdeka Belajar tersebut, ” demikian pungkasnya (DD).
0 comments:
Posting Komentar