Madiun_OposisiNews, Co.Id - Desa Prambon salah satu desa penerima bantuan keuang khusus infrastruktur desa dari APBD Kab Madiun TA 2021 mendasar surat keputusan Bupati Madiun tentang perubahan nomor : 188.45/3/KPTS/402.013/2021 , diduga telah melakukan Mar-up kegiatan .
Dugaan terjadinya Mar-up terpantaunya proyek saluran irigasi nglayah di dusun Selosari yang dikerjakan asal jadi. Dengan memanfaatkan BK infrastruktur sebesar Rp 150 juta , proyek irigasi dikerjakan jauh dari spesifikasi RAB mulai dari material dan pengerjaan kegiatan yang amboradul ( asal-asalan ) .
Mendasar informasi yang dihimpun awak media OposisiNews dari 5 warga sekitar kegiatan sangat menyesalkan pengerjaan proyek irigasi nglayah dengan menujukan tangan pada awak media untuk mengambil ft kegiatan . " Itu masih terlihat sisa batu plonto yang tidak sempat dicor karena penataannya asal-asalan ", ungkap warga sekitar lokasi sebut saja Dodik ( nama samaran ) .
" Kalau pelaksanaan seperti itu apa bisa awet, pasirnya juga tidak layak pakai karena mengunakan wadek dan itu sudah ada di sini setahun lebih sementara batunya diambil sungai kecil- kecil ( batu plonto ) yang semestinya mengunakan batu gebal " , terang Dodik.
" Setahu warga sekitar , pasir yang bagus yang didatangkan hanya 1 dum truck, kalau pasir yang merah itu mbah Gianto yang ngambil dari sungai sekitar lokasi ", imbuhnya.
"Pasir yang di dalam itu langsiran itu sudah di campur pasir wadek yang pengambilan dari sungai sekitar , orangnya tadi juga baru dari sini, saat ditanyai mengenai kekuatan cor , mbah Gianto enggan menjawab dan langsung pergi aja", ungkap warga sambil menunjukkan arah Gianto pergi.
Pada berita OposisiNews , Gianto selaku TPK mengatakan," Saya dulu di PNPM dan sekarang di kasih mandat dan di percaya menangani proyek Desa, saya tidak menyombongkan diri , kalau pelaksanaanya tidak bagus pasti saya sudah di ganti, buktinya sampai saat ini saya masih di pakai".
" Untuk saluran irigasi itu sudah di ajukan cukup lama , makanya batu dan pasir sudah di persiapkan setahun yang lalu,pengalaman saya batu plonto itu buat dasar rabat beton lebih kuat di bandingkan dengan batu gebal, dan kalau masalah pasir mutu pasir di sungai ini lebih bagus daripada pasir cucian, walaupun pasirnya merah kayak gitu",ungkap Gianto selaku TPK.
" Dari anggaran Rp 150.000.000,00 pembangunan saluran irigasi itu panjang 250 meter,saya tidak memakai batu gebal karena mutunya tidak bagus, lebih bagus batu plonto yang di ambil dari sungai",imbuh Gianto.
Saat dikonfirmasi media terkaid proyek irigasi nglayah , Kades Prambon mengatakan , " Mengenai pelaksanaan proyek irigasi , desa mengetahui tapi kalau masalah bangunan saya tidak paham maka saya serahkan ke Gianto selaku TPK ".
" Kalau tanya soal gabah dan harganya saya tahu dan paham karena saya punya selep gabah, kalau konfirmasi proyek langsung ke Gianto selaku TPK ",ungkap Kades sambil ngeloyor pergi meninggalkan awak media ,(Ags)
Reporter,Agus N
Editor .Bambang PW
0 comments:
Posting Komentar