Ngawi,OposisiNews.Co.Id - Eforia pemahaman Covid19 secara bar-bar ditengah masyarakat yang terpublikasikan masif melalui dunia Maya ( Mensos ) , jejaring sosial bahkan cerita dari warung ke warung akan kisah orang sakit yang tidak jarang di covid-kan oleh Oknum tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan ditengah badai Krisis ekonomi dampak pandemi membuat sebagian Kepala desa , Tokoh masyarakat di Kabupaten Ngawi resah dengan kondisi kesehatan masyarakatnya.
Upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berobat ke Pusat kesehatan masyarakat ( puskesmas ) , RS dan Docter praktek ketika sakit menjadi beban yang tidak ringan pemerintah desa dampak pembelokan Covid 19 secara bar-bar . Imbasnya masyarakat yang sakit enggan berobat kwatir menyandang penderita Covid 19 dan harus melakukan isolasi .
Seperti yang dikisahkan salah satu kepala desa SekarJati Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi , Sugeng Purnama pada berita OposisiNews. Jum'at 21/05/2021.
Untuk menjawab orang sakit yang berobat ke Puskesmas , RS kwatir di covid-kan , Sugeng ( Kds.red ) yang kebetulan sakit Flu berat sejak 17 Mei 2021 dan telah melakukan pemeriksaan Sweb Nasi - Arofaring dengan pengambilan spesimen nomor C.O1.01521 tanggal 19 Mei 2021 di Lapkesda C 705 Kabupaten Ngawi dari hasil Sweb yang dikeluarkan tanggal 20 Mei 2021 , Sugeng P dinyatakan Negatif Covid 19.
" Jadi anggapan orang sakit yang berobat ke Puskesmas atau RS divonis Covid 19 itu tidak selamanya benar , Justru jika sakit tidak segera berobat dikwatirkan sakit yang semestinya mudah disembuhkan menjadi penyakit berat karena dibiarkan '' , ujarnya.
" Jika pemahaman Covid 19 seperti ini dan dibiarkan tanpa adanya pencerahan oleh semua pihak yang bertanggung jawab , selaku kepala desa sangat kwatir akan kesehatan warga , apalagi dimasa - masa peralihan musim .orang renta terjangkit flu ", ujar Sugeng dengan nada parau efek flu berat .
Dari banyak cerita hantu Covid 19 yang berlebihan bahkan cenderung menjadi presure metal dan psykologi masyarakat awam , sudah selayaknya pemerintah melalui kementrian kesehatan dan penegak hukum melakukan evaluasi . Sementara yang dirasakan masyarakat akan kehadiran pemerintah ditengah pandemi hanya sebatas sosialisasi dan penanggulangan Covid 19 selain penegakan disiplin protokoler kesehatan oleh aparat hukum dan tim gugus tugas.
" Dalam.hal ini ( Covid 19.red ) kita tidak bisa menyalahkan masyarakat seutuhnya karena kejadian demi kejadian orang sakit biasa ( bawaaan ) yang berobat tidak jarang harus berstatus pasien Covid 19 yang dilakukan oleh pekerja medis bukan menjadi isu lagi , dampaknya pasien tidak kunjung sembuh bahkan harus meninggal karena stres akibat status penyakit yang diidapnya , maka sangat perlu adanya penegakan hukum dan pencerahan dari pihak terkaid mulai dari tingkat desa sampai pusat karena selama ini yang tersajikan di mata dan telinga masyarakat hanya penegakan dan sangsi hukum untuk pelanggar Prokes '', terang Sugeng.kds.
" Apa yang saya lakukan , untuk melakukan Sweb sebagai wujud jawaban saya selaku kepala desa yang menjadi tumpuan pertanyaan dan keresahan masyarakat takut di covid-kan ketika harus ber-obat ", tutup Kepala desa Sekarjati. ( BB )
0 comments:
Posting Komentar