![]() |
Partono kaos putih ( Kds Kwadungan ) , TNI & Polri dan Tokoh Masyarakat di lokasi gropyokan tikus , Minggu 15/12/2019 |
Partono selaku kepala desa Kwadungan menginisiasi usulan warga untuk melakukan giat gropyokan di sejumlah lahan pertanian yang disinyalir menjadi tempat perkembang biakan tikus yang semakin tidak terkendali.
![]() |
Proses gropyokan mengunakan elg 3 kg |
Berbekal tabung gas lpg 3 kg , tongkat ( alat pukul ) dan sabit , puluhan lubang tikus dibakar .
Alhasil ratusan tikus mati terbakar diliang persembunyian dan pukuhan tikus yang lolos dari lubang-lubang yang terbakar disambut petungan dan sabit yang telah disekenariokan di awal giak gropyokan tikus.
Pada awakmedia OposisiNews . Partono ( Kds Kwadungan ) mengatakan , " Giat gropyokan hari ini hanya sebatas mengurangi populitas tikus yang selama ini menyatroni tanaman ( bibit ) padi warga desa .kalau untuk memusnahkan rasanya tidak mungkin karena hewan-hewan pengerat itu terus bermigrasi ketempat-tempat yang dirasa aman dan berkembang biak ".
" Gropyokan tikus merupan langkah presfektif dilakukan dan tidak membahayakan keselamatan petani dan buruh pengarap karena banyak sejumlah wilayah yang mengunakan setrum bertegangan tinggi untuk mengusir tikus yang berakhir tragis , banyak petani dan buruh pengarap yang harus meregang nyawa tersengat listrik dan langkah itu sekarang sudah ada aturan larangan oleh pemerintah karena membahayakan manusia ". Imbuh Kades Kwadungan.
" Untuk kegiatan ini pemdes Kwadungan berikan imbalan 1 ekor tikus dihargai Rp 2000,- dan untuk giat hari ini terdata 100 ekor tikus yang bisa ditangkap dan mati ,kemungkinan jumlah yang mati 2 kali lipat yang terdata karena kebanyakan tikus mati terpanggang di liangnya ", tambah Partono
Dengan teknik gropyokan dan pembakaran lubang-lubang perkembangbiakan tikus yang mungkin baru pertama dilakukan di Kabupaten Ngawi diharapkan bisa menjadi contoh awal efektif mengurangi , menekan perkembang biakan tikus yang lebih efektif. ( Arf )
Reporter .Arif AB
Editor .Bambang PW.