OPOSISINEWS.CO.ID , BLORA - Pemerintah Kabupaten Blora
melalui Dinas Perumahan, Permukiman dan Perhubungan (Dinrumkimhub) melaksanakan
Sosialisasi Pembangunan dan Pengumuman Peta Bidang Pembebasan Lahan untuk
pengembangan fasilitas Bandara Ngloram, Selasa (29/10/2019).

Adapun
peserta sosialisasi adalah para warga masyarakat pemilik lahan yang akan
terkena proyek pengembangan fasilitas Bandara Ngloram, berikut Kepala Desa
Ngloram, Kepala Desa Kapuan, dan jajaran Forkopimcam Cepu.
Dalam
kesempatan itu, Bupati Djoko Nugroho menyampaikan bahwa untuk pengembangan
fasilitas Bandara Ngloram di tahun 2020 berupa terminal, apron dan sebagainya,
diperlukan pembebasan lahan sekitar 3,1 hektare.“Ada 24 KK yang lahannya
terkena pembebasan lahan untuk diberikan ganti rugi.
’’ Tidak ganti rugi, sekarang adanya ganti untung. Ada yang seluruh tanahnya harus dibebaskan, namun juga ada sebagian. Yang sebagian, nanti sertifikatnya akan kembali sesuai sisa tanah yang dibebaskan,” ucap Djoko Nugraha . Bupati Cepu..
Saat
ini, baru tahap pengumuman luas tanah yang terkena proyek pengembangan Bandara
Ngloram. Belum bicara soal harga. Harga nanti yang menentukan adalah tim appraisal,
tim independen yang dibentuk oleh negara. “Jadi yang menentukan harga bukan
Bupati, bukan masyarakat,” ujarnya.
Bupati
menginstruksikan setelah pengumuman
luas lahan yang akan dibebaskan dilakukan, proses pembayaran bisa segera
dilakukan. Pihaknya mendorong agar tim appraisal bisa segera melakukan proses
taksir harga tanahnya.
Menanggapi
hal tersebut, Kepala Dinrumkimhub Blora, Pratikto Nugroho, S.Sos, MM
menyampaikan bahwa sesuai tahapan yang telah disusun, diperkirakan pembayaran
pembebasan lahan akan dilakukan pada bulan Desember.
“Jika
pengumuman luas lahan terdampak proyek bandara ini tidak ada sanggahan dari
masyarakat, maka tim appraisal akan segera melakukan taksiran harga. Kami
upayakan bulan Desember sudah dibayarkan melalui transfer rekening,” ucap
Pratikto Nugroho.Bupati pun meminta agar proses transfer dilakukan secara
bersamaan, dikumpulkan di Balaidesa seperti sosialisasi saat ini. Pihak
bank diundang di depan seluruh warga, disaksikan jajaran Forkopimcam. Agar
semua tahu, tidak ada yang bias.
Juwair,
salah satu petani yang sebagian tanahnya akan terkena proyek pengembangan
bandara meminta kepastian terkait penggunaan lahannya.“Tanah saya sudah
diumumkan terkena seluas sekian, namun pembayarannya dijanjikan bulan Desember.
Sedangkan sekarang disini sudah mulai musim tanam padi,” katanya. Kira-kira
jika mulai kita tanami, dan di pertengahan jalan belum sampai panen sudah
dibayar ganti untungnya. “Apakah tanaman padi yang belum panen ini ikut
dihitung dalam ganti untung? Kalau tidak, kami rugi.Jika masih boleh ditanami,
panennya diperkirakan pada awal bulan Februari,” terangnya.
.
Hal
ini langsung direspon oleh Kepala UPBU Bandara Dewadaru, Yoga Komala, yang
mewakili Kementerian Perhubungan. Menurut dia, lahan akan mulai digunakan untuk
pembangunan jika pihak Pemkab telah menyerahkan hibah lahan dan tahapan lelang
selesai.
“Jika
tadi disampaikan pembayaran akan dilakukan Pemkab pada bulan Desember, dan masa
lelang kami perkirakan 40 hari hingga 2 bulan pasca penyerahan hibah, maka
lahan mulai digunakan pada bulan Februari. Jadi bisa selesai panen, lahan baru
kami garap untuk pengembangan bandara,” kata Yoga Komala.
Atas
pernyataan Yoga Komala , Bupati menyimpulkan bahwa petani masih diperbolehkan
menanam padi sekali musim tanam."Bagus ini, berarti para petani masih bisa
tanam pagi tadi satu musim saja, satu MT saja ya. Setelah itu sudah mulai
digarap untuk bandara. Uangnya untuk membuka usaha. Daerahmu ini nanti akan
menjadi kota. Harus didukung dan disyukuri,” ungkap Bupati.
Pihaknya
juga menyampaikan bahwa akses jalan menuju Ngloram dari pertigaan Mulyorejo
akan ditingkatkan dengan rigid beton secara bertahap mulai 2020.
Warga merasa senang dan siap mendukung proses pembangunan serta pengembangan Bandara Ngloram.
Warga merasa senang dan siap mendukung proses pembangunan serta pengembangan Bandara Ngloram.
Kades
Ngloram, Diro Beny Susanto, menyatakan kesiapannya untuk mengawal proses
pembebasan lahan. Pihaknya ingin seluruh tahapan bisa berjalan lancar.“Kami
ingin agar Desa Ngloram ini bisa menjadi tonggak sejarah kemajuan Kabupaten
Blora,” ujarnya..
Untuk
diketahui, saat ini hingga akhir 2019 nanti dilakukan perpanjangan dan
perkerasan landasan pacu sepanjang 1200 meter. Sedangkan 2020 akan dilakukan
perpanjangan landasan hingga 1600 meter, dan pembangunan sejumlah fasilitas
pendukung bandara yang ditarget selesai akhir 2020 sehingga bisa digunakan
untuk penerbangan komersil.“Untuk akhir 2019 ini, jika landasan sudah jadi,
sudah ada dua perusahaan charter flight yang ingin mendaftar sebagai jasa
penerbangan di Bandara Ngloram. Beberapa flying school (sekolah penerbangan)
juga mulai tertarik dengan Ngloram,” tambah Yoga Komala. (DWI) .
0 komentar:
Posting Komentar