![]() |
Situs Reco Banteng 'Nandiswara di desa Wonorejo Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi |
Kabupaten Ngawi sebagai pintu gerbang barat Propensi Jawa Timur diyakini sebagai lau lintas / persinggahan budaya di masa lampau .Dengan bukti peninggalan situs budaya Jawa lama dan penemuan fosil manusia purba , sudah selayaknya Pemerintah daerah Ngawi melalui Dinas yang membidangi lebih konsen penyelamatan cagar budaya ( situs ) yang ada.
Tidak sedikit situs budaya di Kabupaten Ngawi yang kondisinya tragis bahkan hilang dari lokasi cagar budaya , seperti situs candi di wilayah Kecamatan Karanganyar tepatnya di desa Pandean yang dikenal ‘ SITUS SENDANG PUTRI ‘.
Parno mantan Kepala Desa Pandean Kecamatan Karanganyar pada OposisiNews menuturkan , “ Dulu dimasa kecil saya banyak terdapat patung / arca dan bekas reruntuhan candi di lokasi Sedang Putri wilayah desa Pandean , karena tidak adanya pengawasan dan etikad dinas pariwisata nguri-nguri . semua arca/ patung hilang dari tempatnya . Mungkin jika Dinas terkaid melakukan investigasi dan observasi masih dimukinkan menemukan benda-benda situs yang masih tertutup/tertimbun tanah “.
“ Dulu sebelum menjadi Kecamatan Karanganyar sekitar tahun 2000 masih banyak pesiarah supranatural dari wilayah Jawa Tengah ( Solo, Sragen, Jogja dst ) tiap menjelang tahun baru islam ( Sura ) dan awal bulan Puasa yang melakukan rangkain spiritual di lokasi Sedang Putri wilayah situs , namun sekarang sudah tidak terlihat “, Imbuh Parno.
Dari Pantauan OposisiNews , masih banyak situs budaya yang mesti perlu mendapat perhatian dan keseriusan dari pemerintah daerah , seperti situs candi , arca di wilayah KPH Banyu Biru Kecamatan Widodaren yang bakal bernasib sama dengan situs Sendang Putri di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi jika dibiarkan berlarut – larut .
Bahkan akir-akir ini masyarakat ngawi di hebohkan dengan pemberitaan kominitas ICN yang diposting melalui media sosial , terkaid situs Reco Banteng yang berada di desa Wonorejo Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi yang bernasib tragis. Puluhan arca dan tugu prasasti yang diduga peninggalan kerajaan Hindu Budha terakir di era kejayaan Kerajaan Majapahit dibawah Raja Hayam Wuruk ( 1350-1389 masehi ) yang mengalami keruntuhan di abad 15 masehi , berupa arca Nandiswara ( Banteng ) Wahana Bhatara Siwa , Brahma dan Wisnu yang syarat Mitologi Hindu , 4 buah Yoni , Tugu Prasasti dan masih banyah arca yang tidak bisa dikenal dengan kondisi memprihatinkan dan sebagian arca banyak yang sudah rusak / patah karena tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah .
Menurut Salah satu warga yang tinggal di dekat situs , Narto ( samaran ) mengatakan “ Dulu semasa saya kecil arca / patung di lokasi situs banyak , sekarang ini tinggal sisanya karena sudah banyak yang hilang dan rusak / patah dan banyak yang dicorat coret oleh pengunjung “
![]() |
Bambang , ketua LSM Kowpling |
“ Sudah saatnya Disparpora Ngawi sejak ramainya situs reco banteng di aploud di media sosial untuk berbenah , menfokuskan penyelamatan aset budaya , situs / cagar budaya di Kabupaten Ngawi . jangan sampai nasib tragis seperti situs Sendang Putri terjadi pada situs Reco Banteng jika tidak mampu sedah seharusnya mengadeng dinas purbakala Trowulan “ , UngkapNya..
“ Selama ini dari amatan kami , Kabupaten Ngawi melaui Disparpora hanya terbuai melakukan seremonial budaya mengada – ada seperti pasar jadul dan pembangunan gedung / infrastruktur obyek wisata baru yang edingnya hanya menghaburkan uang rakyat dan bagi-bagi fey dikalangan birokrat , sudah saatnya para birokrat ngawi yang mebidangi budaya bangun dari kilafnya karena seperti pepatah BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG BISA MENGHORMATI DAN MEMELIHARA BUDAYA-NYA “ , Imbuh Bambang ( Red** )
0 komentar:
Posting Komentar