Email : oposisi2015@gmail.com... Pusat : Jl. Hayam Wuruk, No 79, Kota Kediri...Sekretariat : Jl. Trunojoyo, Gg. Mayang, No 1/20, Ngawi, Jawa Timur
Home » » DUA KAMPUNG DI LARANTUKA JADI KAMPUNG LITERASI PERTAMA DI FLORES TIMUR

DUA KAMPUNG DI LARANTUKA JADI KAMPUNG LITERASI PERTAMA DI FLORES TIMUR

Written By BBG Publizer on Selasa, 19 November 2019 | 14.34





Flores Timur, OposisiNews.co.id - Kota Sau dan Kota Rowido ( Kosaro ) Kelurahan Sarotari Tengah dicanangkan sebagai Kampung Literasi pertama di Kabupaten Flores Timur.

Acara peresmian dilaksanakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Flores Timur, Drs. Petrus Pedo Maran, M.Si, selaku pejabat yang mewakil Bupati Flores Timur, belum lama ini, pada Minggu, 17/11/2019 , bertempat di halaman pojok baca kampung Literasi Kosaro sebelah Timur Taman Doa Tuan Maninu, Kelurahan Sarotari Tengah Kecamatan Larantuka.

 Acara ini terselenggara atas kerjasama Simpasio Institut Lembaga Arsip dan Kajian Sosial Budaya Flores Timur, bekerja sama dengan Kelurahan Sarotari Tengah Kecamatan Larantuka.

Dalam sambutan Bupati Flores Timur yang dibacakan oleh Asisten Perkenomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Flores Timur, Bupati Anton mengatakan SimpaSio Insitut hadir karena masyarakat, maka masyarakat akan selalu berada bersama SimpaSio.

Hadir pada kesempatan itu, Staf Direktorat Pembinaan Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Untung, Staf Balai Pengembangan Paud dan Dikmas Provinsi NTT, Rini Astuti, Direktur Simpasio Institut Bernardus Tukan, Lurah Sarotari Tengah, Dorothea Jebe, dan peserta kemah budaya dan undangan lainnya.

Lanjut Bupati Anton Hadjon, SimpaSio Institute yang bergerak sebagai sebuah lembaga arsip dan kajian budaya di Flores Timur tentunya menggagas kegiatan ini karena menyadari adanya berbagai persoalan budaya yang ada pada masyarakat Flores Timur khususnya masyarakat Kota Sau dan Rowido.

Menurut Bupati Anton Hadjon, Pemerintah Kabupaten Flores Timur sangat mengapresiasi kegiatan yang berhubungan dengan literasi dan budaya seperti ini.

 “Larantuka sebagai ibu kota Kabupaten Flores Timur telah sejak lama dihuni oleh masyarakat yang datang dari berbagai tempat dengan membawa serta kebudayaannya. Dengan adanya kegiatan sejenis tentunya besar harapan kita bersama bahwa masyarakat Flores Timur tidak akan pernah kehilangan orientasi budayanya yang dapat berdampak pula pada terjadinya disintegrasi diri”, pesan bupati Anton Hadjon.

Bupati Anton Hadjon juga berharap kegiatan ini bisa dimanfaatkan sebagai salah satu momentum untuk meningkatkan budaya literasi di wilayah Flores Timur yang telah dideklarasikan sebagai Kabupaten Literasi.

Bupati Anton Hadjon mengajak untuk sama-sama bergandengan tangan, mempersembahkan bakti diri dalam mewujudkan Flores Timur yang semakin sejahtera dalam bingkai Desa Membangun, Kota Menata.


Untung, Staf Direktorat Pembinaan Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengatakan kegiatan seperti ini sangat luar biasa dan berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Direktur SimpaSio, pegiat Literasi dan komunitas adat yang telah mendudung kegiatan ini. Menurutnya, Kegiatan Kampung Literasi ini adalah suatu wilayah untuk menumbuh kembangankan minat baca .

Tujuannya kegiatan kampung literasi ini menyampaikan informasi seluas mungkin pada masyarakat tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca dan supaya pemerataan bahan bacaan ini sampai kemasyarakat.

 “Syukur ada SimpaSio Intitute yang bisa melihat personal – persoalan yang dialami oleh masyarakat, sehingga kedapannya bisa membangkitkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Harapan kegiatan pencanangan Kampung Literasi ini tidak sampai disini, tapi merupakan titik awal untuk bangkit sehingga kedepannya akan tersusun rencana tindak lanjut dari Kampung Literasi ini”, kata Untung.


Lurah Sarotari Tengah, Dorothea Jebe sebagai tuan rumah menyampaikan gambaran umum berkaitan dengan adanya pustaka SimpaSio di Kelurahan Sarotari Tengah ini yaitu akibat pertumbuhan perkembangan penduduk masyarakat Sarotari Tengah yang begitu cepat dengan berbagai agama, budaya, dan juga perkembangan teknologi informasi melalui media cetak media elektronik maupun media sosial sehingga menyebabkan hilangnya budaya lokal khusunya budaya lokal kehidupan masyarakat di bidang pertanian dan nelayan.

“Untuk mengatasi hal ini dengan bimbingan dari  Bernadus Tukan sebagai Direktur SimpaSio dan bekerja sama dengan OPD terkait , kami Pemerintah Kelurahan Sarotari Tengah membentuk pengurus SimpaSio Institute di tingkat Kelurahan, yang  pada hakekatnya mendukung pustaka Simpasio ini”, jelas Dorothea.

Kegiatan yang dilakukan pustaka SimpaSio adalah menghidupkan kembali kegiatan yang sebelumnya sudah hilang yakni mendongeng untuk anak – anak, membaca, menggambar, menciptakan permainan lokal.

 SimpaSio Institute sebagai Lembaga arsip dan Kajian Sosial Budaya juga melatih anak untuk daur ulang dari bahan plastik untuk membuat kerajinan dan mengangkat kembali makanan lokal yang hampir punah.

 “Atas dasar ini kami Pemerintah bekerjasama dengan pengurus Simpasio Institut membuka kegiatan Taman Bacaan dan dilanjuti dengan kemah budaya selama tiga hari dari 15 – 17 Nopember 2019. Harapannya agar semua pihak terus mendorong gemar membaca di masyarakat khusunya bagi anak – anak untuk memperkuat kualitas diri sendiri dan juga sebagai langkah nyata kemudahan layanan informasi serta akses pengetahuan”, kata Dorothea.

Ketua Pelaksana SimpaSio Institute, Magdalena Oa Eda Tukan, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Kementerian RI yang mempercayakan SimpaSio Institute bekerja sama dengan Pemerintah Kelurahan Sarotari Tengah untuk melaksanakan program peningkatan budaya membaca kampung literasi. Sebagai Lembaga yang telah berbadan hukum sejak 2016, Program Kampung

Literasi merupakan program pertama yang didapatkan SimpaSio Intitute dari Pemerintah Pusat. Ada 3 kegiatan besar yang akan dilaksanakan oleh SimpaSio Intitute dalam tahun 2019, yakni Festifal Serwisu bebuda, Literasi pangan lokal, dan kemah lterasi Sains sampai pada puncak pencanangan kampung Literasi.


“Untuk itu hari ini kami mengajak bapak / ibu untuk melakukan pencanangan simbolik tapi kami butuh doa,dukungan untuk terus ber-ernergi dan ber-sinergi membangun Lewotana dengan cara anak muda.Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur dalam hal ini Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Flores Timur atas koordinasi dan konsultasi selama menjalankan program ini kampung Literasi. Ibarat buah yang telah ranum di pohon kini tiba saatnya untuk memaklumkan bahwa Kampung Kota Sau dan Kota Rowido Kelurahan Sarotari Tengah adalah Kampung Literasi Pertama di Kabupaten Flores Timur”, tutup Eda Tukan.  (AL-O1)
Share this article :

0 comments:

OPOSISI NEWS VERSI CETAK

Icon

CHANAL YOUTUBE

OPOSISI RECENT POST

    Oposisi Arsip