![]() |
Bupati Flores Timur , Antonius H Gege Hadjon , ST |
Flores Timur,
OposisiNews.co.id - Bupati Flores Timur, Antonius H. Gege
Hadjon, ST mengajak para petani mente untuk menyukseskan kegiatan penjarangan
mente karena berdampak baik bagi petani di Kabuapten Flores Timur.
Hal ini disampaikannya saat
membuka Kegiatan Rapat Evaluasi Peremajaan, Pemangkasan dan penjarangan Jambu
Mente milik petani di Flores Timur bertempat di Aula Hotel Gelekat Nara
Larantuka, Rabu, 9 Oktober 2019.
Harapan yang sama juga
disampaikan kepada para Kepala Desa untuk membantu masyarakat petani jambu mete
dalam menyukseskan program penjarangan dan peremajaan mente di desanya
masing-masing.
Ironis memang bila program
pemerintah yang baik ini tidak didukung sepenuhnya oleh para Kepala Desa. Karena
melalui program tersebut, kata Bupati Anton Hadjon sudah banyak memberikan
hasil bagi para petani mente di Kabupaten Flores Timur.
Hal ini sebagaimana
dijelaskan oleh Ketua Kelompok Tani Desa Gekengderang. Pihaknya telah
mendapatkan kegiatan penjarangan mente program Dinas Pertanian Kabupaten Flores
Timur seluas 30 Ha dan sisa 2 Ha penjarangannya akan dilanjutkan di tahun 2019
ini.
Sedangkan terkait hasil
penjarangan, menurut Ketua Kelompok Tani Desa Gekengderang lahan mente petani
yang dlakukan penjarangan di tahun 2018, telah mengalami peningkatan buah dan
biji mente pada tahun 2019, hal ini yang berpengaruh pula pada peningkatan
penghasilan petani setempat.
Demikian halnya juga dengan
pengakuan dari Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Ilepadung, Kecamatan Lewolema,
Gabriel Maran. Menurutnya untuk Desa Ilepadung penghasilan dari kegiatan
penjarangan dan pemangkasan mente sangat luar biasa. Hal ini terbukti dengan
telah dilakukan penjarangan dan pemangkasan semua pohon mente milik petani di
desa itu mencapai 100% penjarangannya.
Meskipun diakui pemahaman
para petani setempat tentang penjarangan dan pemangkasan yang sangat terbatas
serta harus pula menghadapi aturan adat
dan budaya di desa itu; Dimana penjarangan dan pemangkasan mente harus melalui
kesepakatan bersama dan disusuaikan dengan aturan atau kebiasan yang telah
disepakati sebelumnya, bahwa pada bulan-bulan tertentu tidak bisa dilakukan
penjarangan dan pemangkasan, apalagi pohon mente sedang berbunga dan memasuki
musim tanam di bulan Nopember, sehingga sesuai tradisi setempat tidak bisa
dilakukan bunyi-bunyian pada bulan-bulan tersebut.
Hal ini tidak menyurutkan
semangat Gabriel Maran. Pihaknya terus melakukan pendekatan dengan para Petani,
Tua-tua Adat, Kepala Desa, BPD maupun Pengrus kelompok tani, meskipun Ia
menyadari, dua tahun terakhir ini, forum desa pada awalnya tidak menerima
program penjarangan ini namun melaui
upaya pendekatan berulang kali, forum itu akhirnya menyetujui agar mente petani
di desa itu perlu dilakukan dan penjarangan dan pemangkasan dengan tetap
menghormati tradisi atau kebiasaan di desa itu.
Menanggapi hal itu Bupati Anton Hadjon
mengakui bahwa di kampung-kampung masih ada adat dan kebiasaan seperti itu.
“Kapan masuk kebun, kapan senzau berbunyi itu semua ada waktunya, tetapi saya
juga mau sampaikan bahwa adat kita itu selalu memberikan jalan keluar,
sebagaimana yang telah dilakukan oleh masyarakat Desa Ilepadung, ujar Bupati
Anton Hadjon. Karenanya Ia mengapresiasi langkah yang diambil oleh Gabriel
Maran dan petani di Desa Ilepadung karena telah memberi contoh yang baik.
Terkait gambaran produksi,
Bupati Anton Hadjon mengatakan pohon mente yang ditanam berdekatan akan
berebutan makanan. Demikian juga prinsip dari pada tanaman, dimana pucuknya
yang selalu terkena sinar matahari akan mengeluarkan bunga, maka jelas tidak
semua pucuk itu berbunga. Tapi jika pohon itu dilakukan penjarangan dan
pemangkasan, maka semua pucuk mente itu berbunga karena terkena sinar matahari
dan tidak lagi berebutan makanan.
Dukungan yang sama juga
disampaikan oleh Kepala Desa Lewoingu, menurutmya apapun hambatan dilapangan,
maka sebagai pemerintah desa harus tetap memberikan pemahaman kepada para
petani, agar tidak terjadi hambatan pembangunan di desa.
Fungsi lain dilakukan
penjarangan dan pemangkasan mente, menurutnya para petani dapat menanam tanaman
lain seperti tanaman jagung yang berdekatan dengan Pohon mente tersebut. Sehingga para petani bisa melakukan tiga kali
petik yakni petik bawah, petik tengah dan petik atas. “Inilah manfaat dari
penjarangan dan pemangkasan mente, ujar Kades Lewoingu. Karena itu Ia mengajak
para Kepala Desa mendukung program Dinas Pertanian ini, dan berharap ditahun
2020 para petani semakin banyak mengikuti program penjarangan mente ini.
Demikian di Desa Patisirawalang
sebagaimana disampaikan oleh Ketua Gapoktan, Adam Belen, petani di desa itu
telah 100 % melakukan penjarangan dan pemangkasan mente dan hasilnya pun sangat
memuaskan.
Bupati Anton Hadjon
menjelaskan ada pengakuan seorang ibu Yasinta ema Labuan (70) di dusun welo,
bahwa lahan tanaman mentenya tidak subur lagi dan pohon mente semuanya sudah
tidak produksi lagi, namun setelah mendapatkan penjelasan dan Penyuluhan dari
Dinas Pertanian Kabupaten Flores Timur, Ia kemudian mengikuti program penjarangan
dan pemangkasan mente. Hasilnya sekarang mentenya telah berbuah banyak serta
telah beberapa kali melakukan penimbangan hingga mencapai 600 kilogram, padahal
sebelumya hanya 1 hingga 2 ember saja..
(*AL-01)
0 komentar:
Posting Komentar